Label

Rabu, 18 Januari 2012

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam pada masa Daulah Abbasiyah



Pada tahun 132 H/750 M daulah abbasiyah berdiri dengan khalifah pertamanya abu abbas as-saffah. Daulah ini berlangsung sampai tahun 656 H/1258 M. para sejarawan islam membaginya dalam beberapa periode.
1.       Periode pertama
Puncak popularitas periode ini terjadi pada masa pemerintahan harun al Rasyid (786-809 M) dan putranya al makmun (813-833 M). kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasaannya.
Pada masa inilah Negara islam menempatkan dirinya sebagai Negara terkuat tak tertandingi.
Al makmun(813-833 M) menonjol dalam hal gerakan intelektual dan ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan buku-buku  yunani. Filsafat yunani yang rasional menjadikan khalifah terpengaruh dan mengambil teologi rasional muktazilah sebagai teologi Negara.
Terdapat banyak factor yang menyebabkan daulah abbasiyah mencapai masa keemasannya :
a.       Terjadinya asimilasi dalam daulah abbasiyah. Berpartisipasinya unsure non-arab9terutama bangsa Persia) dalam pembinaan peradaban islam telah mendatangkan kemajuan dalam banyak bidang.
b.      Kebijaksanaan daulah abbasiyah yang memang lebih berorientasi kepada pembangunan peradaban daripada perluasan wilayah kekuasaan.
Kebudayaan Persia telah memperkaya khazanah peradaban islam dengan tradisi keilmuan dan pemerintahan yang sejak lama sudah berkembang. Banyak penulis Persia mempelopori perkembangan ilmu dalam islam, misalnya abu hanifah dalam bidang hukum islam, sibawaih dalam bidang gramatika, dan al kisa’I dalam bidang qira’at(bacaan alqur’an). Banyak orang yang telah mempelopori perkembangan ilmu, filsafat juga sastra. Kebudayaan india juga telah memperkaya khazanah peradaban islam dengan masuknya ilmu kedokteran, ilmu perbintangan, dan matematika asal india ke bagdad. Yang paling banyak mempengaruhi perkembangan peradaban dan kebudayaan islam pada masa abbasiyah ini adalah unsure kebudayaan yunani.
Perkembangan ilmu pengetahuan itu semakin cepat setelah khalifah mendirikan lembaga yang sesuai, yaitu perpustakaan-perpustakaan, yang terbesar di antaranya baitul hikmah dan darul hikmah yang didirikan oleh khalifah harun al rasyid dan mencapai puncaknya pada masa khalifah al makmun. Perpustakaan ini lebih menyerupai sebuah universitas dimana terdapat kitab-kitab secara lengkap. Orang-orang datang keperpustakaan itu untuk membaca,menulis, dan berdiskusi. Di samping itu, perpustakaan ini juga berfungsi sebagai kantor penerjemah, terutama karya-karya kedokteran, filsafat, matematika, kimia, astronomi, dan ilmu alam. Buku-buku yang di terjemahkan di datangkan dari bizantium dan daerah-daerah lain. Dalam perkembangan selanjutnya, para ilmuwan islam telah mengembangkan ilmu-ilmu yang di terjemahkan tersebut dan mendapatkan temuan-temuan ilmiah yang baru. Disinilah letak sumbangan islam terhadap ilmu pengetahuan di dunia.
2.       Periode kedua(232 H/847M-334H/945M)
Pada periode ini, daulah abbasiyah yang di awali dengan pemerintahan al-mutawakkil (847-861 M) ini posisinya sangat lemah. Ini disebabkan karena terjadinya persaingan antara keturuna turki dan keturuna arab. Namun, pada tahun 892 M bagdad kembali menjadi ibu kota dan kehidupan intelektual terus berkembang.
3.       Periode ketiga(334 H/945 M-447 H/1055 M)
Pada  Periode ini daulah abbasiyah di bawah kekuasaan bani buwaihi (945-1055 M). ilmu pengetahuan terus mengalami kemajuan. Pada masa inilah muncul para pemikir besar , seperti al-farabi, ibnu sina, al biruni, ibnu maskawaih, dan kelompok studi ikhwan as safa. Bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan juga mengalami kemajuan.
4.       Periode keempat (447 H/ 1055 M – 590 H/1199 M)
periode ini di tandai dengan kekuasaan bani Seljuk (1055-1199 M). sebagaimana periode sebelumnya, ilmu pengetahuan juga berkembang pesat.
Nizam al mulk, perdana menteri pada masa alp arselan dan malik syah, mendirikan madrasah nizamiyah (1067 M) dan madrasah hanafiyah di bagdad. Cabang-cabang madrasah nizamiyah di dirikan hampir di setiap kota di irak dan khurasan. Madrasah ini menjadi model bagi perguruan tinggi di kemudian hari. Madrasah ini telah melahirkan banyak cendekiawan dalam berbagau disiplin ilmu. Diantara para cendekiawan islam yang di lahirkan dan berkembang pada periode ini adalah : az-zamakhsyari, penulis dalam bidang tafsir dan usul ad-din(teologi), al Qusyairi dalam bidang tafsir, al ghazali dalam bidang ilmu kalam dan tasawuf serta umar kahyam dalam ilmu perbintangan.
5.       Periode kelima (590 H/1199 M - 656 H/1258 M)
Pada periode ini daulah abbasiyah mengalami kemunduran. Hal ini di sebabkan karena adanya :
a.       Persaingan pengaruh antara beberapa bangsa yang terhimpun dalam daulah abbasiyah, terutama arab, Persia dan turki.
b.      Adanya konflik aliran pemikiran islam
c.       Munculnya dinasti dinasti kecil yang memerdekakan diri
d.      Kemerosotan ekonomi
e.      Terjadinya perang salib
f.        Adanya serangan tentara mongol di bawah pimpina hulagu khan
Maka praktis, perkembangan ilmu pengetahuan tidak berjalan dengan baik.

1 komentar: